Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Mendagri Meminta Waspadai Potensi Kemarau Akibat El Nino dan Stabilitas Menjelang Pemilu 2024
Bandar Lampung,hariansatelit.com
Pemerintah Provinsi Lampung diwakili oleh Inspektur Provinsi Lampung Fredy mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, di Ruang Command Center Lt. II Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Selasa (04/07/2023).
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam kesempatan tersebut menyampaikan dua hal yang disampaikan oleh Bapak Presiden dalam sidang Paripurna Kabinet, pertama capaian kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia yang 6 kuartal berturut-turut diatas 5% atau 5% lebih yang mana hal ini membuat World Bank menaikkan kelas Indonesia yang tadinya berada di negara _middle low_ pertumbuhan ekonominya, menjadi _middle upper_ atau menengah keatas.
Kemudian dengan situasi global masih belum sepenuhnya stabil akibat dari dampak pandemi covid-19, serta ketegangan politik yang masih berlangsung sehingga akan memperlambat ekonomi dan diprediksi ekonomi global juga akan melambat ke angka 2% yang mana hal ini akan berpengaruh pada kenaikan suku bunga perbankan sehingga potensi inflasi global juga masih tetap ada.
Tito Karnavian juga menyampaikan bahwa untuk mengatasi hal tersebut Presiden menekankan kepada seluruh pihak untuk fokus pada potensi-potensi krisis mendatang, menjaga agar pendapatan dapat sesuai target serta memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus terus tumbuh positif.
Dalam mendukung hal tersebut juga diperlukan penguatan dalam fungsi rumah tangga sehingga dapat menguatkan daya beli pada masyarakat.
“Perbanyak uang beredar, realisasi belanja APBD ditingkatkan sesuai target. Jangan dihabiskan nunggu akhir tahun, supaya ada uang yang beredar dan dengan ada uang beredar maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat dan akan memperkuat daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat yang kuat akan memperkuat konsumsi rumah tangga, yang mana konsumsi rumah tangga merupakan angka terpenting dalam pertumbuhan ekonomi,” ucap Mendagri.
Selain penguatan dalam fungsi rumah, Mendagri menyampaikan bahwa Presiden Meminta seluruh pihak untuk menjaga ketersediaan barang di masyarakat.
“Beliau meminta kita semua untuk menjaga ketersediaan barang dan juga mengendalikan Inflasi, sehingga harganya dapat dijangkau oleh masyarakat. Pada bidang pertanian juga Bapak Presiden meminta kita untuk memperkuat ketersediaan pupuk serta mendukung produk dalam negeri dengan belanja sebanyak mungkin produk dalam negeri,” lanjut Mendagri.
Diakhir, Mendagri juga meminta seluruh pihak untuk waspada pada potensi kemarau akibat adanya El Nino serta menjaga stabilitas menjelang pemilu 2024.
“Kita juga perlu mengantisipasi potensi kemarau akibat adanya el nino, sambil kita terus menjaga stabilitas politik dan keamanan semua daerah karena tahun politik sudah mulai, mesin politik sudah mulai memanas menjelang pemilu 2024,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Statistik distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini memaparkan kondisi inflasi di Indonesia pada bulan Juni 2023 yang telah dirilis pada tanggal 3 Juli lalu.
“BPS telah merilis perkembangan inflasi pada tanggal 3 juli 2023 untuk kondisi juni 2023, pada Juni 2023 ini terjadi inflasi sebesar 0,14% secara m to m bulan per bulan atau juni 2023 terhadap Mei 2023, sementara untuk inflasi year on year terjadi inflasi sebesar 3,52% dan secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 1,24%,” paparnya.
Pudji Ismartini melanjutkan bahwa pada bulan juni lalu penyumbang komoditas terbesar pada angka inflasi month to month adalah komoditas makanan minuman tembakau dengan nilai inflasi month to month 0,39% dan andil inflasi 0,10%. Komoditas penyumbang inflasi secara _month to month_ terbesar ini diantaranya daging ayam ras, tarif angkutan udara, telur ayam ras, kontrak rumah dan juga bawang putih.
Sementara untuk penyumbang inflasi tahunan terbesar berada di kelompok transportasi dengan nilai inflasi _year on year_ sebesar 10,18% dengan memberikan andil sebesar 1,23% terhadap inflasi umum. Sementara komoditas penyumbang inflasi secara year to year terbesar ini diantaranya bensin, beras, rokok kretek filter, kontrak rumah, dan bahan bakar rumah tangga. (Herwan)