Kamis, November 21, 2024
Bandar Lampung

Pelatihan Asisten PTPN I: Imbangi Kerja Keras Lini Lapangan

 

Bandarlampung, hatiansatelit.com

Sebanyak 30 Asisten Tanaman dan Asisten Teknik Pengolahan Karet se PTPN I mengikuti Pelatihan Peningkatan Kinerja dengan Operasional Unggul (Enhancing Operational Excellence) di Kantor Regional 7 Bandar Lampung. Dimulai Senin (23/9/24), selama sepekan peserta dari Regional 2 sampai Regional 8 di seluruh Indonesia itu akan dilatih oleh para pakar dari LPP Agro Nusantara untuk mengendalikan operasional peningkatan kinerja di lini lapangan.

Pelatihan dibuka Direktur Operasional PTPN I Subholding Supporting Co Fauzi Omar. SEVP Operation PT LPP Agro Nusantara Pugar Indriawan menyampaikan sambutan secara online melalui fasilitas zoom meeting. Sedangkan Region Head PTPN I Regional 7 yang hadir mendampingi Fauzi Omar menyampaikan beberapa pesan mendasar tentang bagaimana seharusnya kerja seorang asisten.

“Saya menyampaikan terima kasih kepada HO (Head Office) PTPN I yang memberi kepercayaan kepada Regional 7 untuk penyelenggaraan pelatihan ini. Menurut kami, ini sangat penting karena kami sedang bekerja keras untuk memulihkan kepercayaan dengan bekerja keras, bahkan kerja berat saudara-saudara kita para penyadap di lini lapangan. Dan itu harus kita imbangi dengan kemampuan dan kerja keras para asisten,” kata Tuhu Bangun.

Tuhu Bangun menambahkan, tidak ada waktu lagi untuk berleha-leha di masa transisi yang penuh tantangan ini. Menurut aktivis Serikat Pekerja Perkebunan Nasional ini, budaya pekerja perkebunan lini lapangan sangat rentan sangat tahan secara fisik, tetapi sangat rentan secara psikis. Perlakuan dan model kepemimpinan yang tidak menunjukkan rasa respek dan manusiawi sangat mudah mengubah perasaan yang bisa menurunkan kinerja.

“Bekerja bagi saudara-saudara kita di lini lapangan itu bukan soal fisik saja, tetapi juga psikis. Di sini para pimpinan di lini lapangan butuh ilmu pengetahuan, sikap respek, memanusiakan manusia, bijak, dan membangun tim sehingga tercipta budaya planters yang kompetitif. Di sini dan saat inilah kalian harus belajar,” kata Tuhu Bangun.

Direktur Operasional PTPN I Fauzi Omar saat membuka acara menyatakan pilihan pelatihan ke Regional 7 tak terlepas keberhasilan Regional yang mengelola aset eks. PTPN VII.

Dia mengatakan, banyak keunggulan dari sisi teknis maupun pengelolaan SDM di Regional 7 yang harus menjadi keunggulan bersama di Supporting Co.

“Kita harus belajar banyak di Regional 7 karena pada semester I/2024 ini dapat juara. Tantangan kita ke depan semakin besar. Target kita tahun ini 1,21 ton per hektare, tahun depan kita naikkan jadi 1,4 ton per hektare. Ini harus kita jawab dengan kerja keras dan kerja cerdas. Selama seminggu ini ayo kita belajar bersama,” kata Dirop yang pernah menjabat SEVP Operation II PTPN VII ini.

Salah satu yang harus dipelajari dari Regional 7 adalah masa sadap awal yang bisa di umur karet empat tahun. Di beberapa Regional, kata dia, masih banyak pohon karet yang baru layak sadap setelah berumur tujuh tahun.

“Di Regional 7 rata-rata usia tanaman mulai sadap itu empat tahun. Di tempat lain banyak yang tujuh tahun baru bisa sadap. Ini harus kita contoh bagaimana supaya kita tidak kehilangan momen. Selisih waktu tiga tahun itu kalau produktif sudah miliaran rupiah. Makanya nanti kita akan lebih banyak eksplor ke lapangan,” kata dia.

Lebih lanjut Fauzi Omar menginformasikan bahwa target yang dipasang untuk tahun-tahun ke depan lebih tinggi karena ada beberapa upaya perbaikaan kultur teknis. Antara lain, mulai tahun 2024 pihaknya sudah menganggarkan untuk pemupukan terhadap tanaman karet. Juga beberapa treatmen agronomis yang akan memacu kinerja produksi dan produktivitas.

“Kita pahami, kondisi klimatologi masing-masing wilayah berbeda. Seperti di Lampung, Semarang, Jawa Barat, Banyuwangi, dan lainnya pasti tak sama. Tetapi, apapun ada unsur kesamaan sehingga yang unggul bisa diadopsi. Kita harus kerja keras karena tantangan semakin besar,” kata dia.

Sementara itu, SEVP Operation PT LPP Agro Nusantara Pugar Indrawan mengatakan, pihaknya menurunkan para peneliti dan praktis pengajar dalam pelatihan ini. Metode yang akan diterapkan, kata dia, disepakati pola 10-20-70. Yakni, 10 persen penyampaian dasar teori yang disampaikan di kelas, 20 persen belajar dari pengalaman, dan 70 persen untuk praktek di lapangan.

“Kami siapkan paket dengan pola 70 persen praktek di lapangan sehingga peserta mampu mengelola tugas dan memecahkana masalah yang dihadapi. Kami terima kasih kepada Regional 7 dengan semua fasilitas dan instrumen yang ada untuk pembelajaran,” kata Pugar.

Secara keseluruhan, materi ajar selama sepekan di Lampung akan meliputi pengelolaan tanaman, manajemen pabrik, manajemen mutu produk, investasi tanaman, eksploitasi karet, dan aneka teknis lainnya.

Selain itu, juga akan diberikan materi tentang pengelolaan sumber daya manusia, manajemen pemberdayaan SDM, etika bekerja, budaya perusahaan dan budaya perkebunan, dan tentang bagiamana membangun komitmen kinerja unggul bersama. (Herwan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *