Bersih Kampung Sri Purnomo Gelar Wayang Kulit, Camat Kalirejo: Ini Adalah Kesenian Sarana Dakwah Para Wali
Sripurnomo, hariansatlit .com
Indonesia memiliki enam agama yang dipeluk mayoritas penduduk Indonesia, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Setiap agama yang berkembang di Indonesia telah melakukan adaptasi dengan budaya setempat sehingga melahirkan tradisinya masing-masing.
Para pemeluk agama hidup berdampingan dengan rukun, gotong royong, dan saling menghormati.
Mereka berpartipasi penuh untuk gotong royong dalam hal sosial kemasyarakatan maupun kegiatan lain nya. Hal ini sudah berlangsung turun-temurun dan masih berjalan hingga saat ini.
Salah satu kampung yang masih menjaga tradisi dan budaya peninggalan nenek moyang dan leluhur, di kecamatan Kalirejo kabupaten Lampung Tengah adalah Kampung Sri Purnomo.
Masyarakat dikampung Sri Purnomo Kecamatan Kalirejo masih tetap menjaga dan merawat tradisi, seni dan budaya warisan para leluhur dengan bukti masih tetap menjaga dan nguri-nguri warisan leluhur.
Setiap tahun di bulan Syuro yang bertepatan dengan bulan Muharam masyarakat kampung Sri Purnomo menggelar tradisi wayangan (Pagelaran Wayang Kulit).
Tradisi Suro adalah tradisi turun-temurun masyarakat suku Jawa yang masih berpegang pada tradisi para leluhur. Kata “Suro” merupakan salah satu nama bulan dalam Tahun Saka. Bulan Suro dianggap oleh masyarakat suku Jawa sebagai bulan sakral. Mereka menghindari hal-hal besar yang menyangkut kehidupan mereka dalam bulan tersebut.
Peringatan 1 (satu) Suro juga bertepatan dengan 1 (satu) Muharram yang merupakan tahun baru Islam. Perbedaannya adalah dalam memperingati 1 (satu) Suro didasarkan pada perhitungan tahun pertama yang diawali Rabu Wage atau lebih dikenal dengan sebutan Aboge.
Pada umumnya masyarakat suku Jawa yang masih memegang teguh adat,tradisi dan budaya nenek moyang nya, pada saat datang bulan suro identik dengan pagelaran wayang kulit, seperti yang di lakukan oleh masyarakat kampung Sri Purnomo yang di pimpinan oleh kepala kampung Iswandi,secara rutin melakukan pagelaran wayang kulit sebagai bentuk nguri-nguri adat dan budaya tradisional peninggalan leluhur.
Masyarakat Kampung Sri Purnomo,juga masyarakat dari luar kampung Sri Purnomo,Sekertaris Camat Kalirejo, Kepala Kampung Kalisari, Kepala Kampung Kaliwungu,Kepala Kampung Sridadi, Bhabinkamtibmas Kampung Sri Purnomo mewakili Kapolsek Kalirejo, Bhabinsa Kampung Sri Purnomo mewakili Danramil Kalirejo,Tokoh Agama,Tokoh Adat,Tokoh Pemuda dan seluruh aparat kampung Sri Purnomo tumpah ruah menyaksikan pagelaran wayang kulit yang tahun ini mengambil lakon “Wahyu Jati Waseso,” dengan dalang Ki Muryanto Cermo Saputro dari Kampung Sridadi Kalirejo yang di gelar di halaman Balai Kampung Sri Purnomo pada Selasa Malam,16 Juli 2024.
Camat Kalirejo Johanes Chanzen,SE yang di berikan kesempatan untuk menyampaikan kata sambutan dalam acara pembukaan pagelaran wayang kulit menyampaikan,” ini adalah tahun kedua saya sebagai Camat Kalirejo hadir di kampung Sri Purnomo dalam acara yang sama,yaitu pagelaran wayang kulit.
Kampung Sri Purnomo secara rutin menggelar acara yang merupakan warisan para leluhur. Kesenian wayang ini merupakan salah satu alat atau sarana dakwah yang digunakan oleh para wali pada jaman dulu. Semoga tetap kita jaga dan lestarikan kesenian warisan para leluhur.”ungkap Johanes Chanzen,SE, Camat Kalirejo. (Titus)