Arinal Dorong Peningkatan Produksi Pertanian Melalui Peran Penyuluh Pertanian dan Program KPB
Bandar Lampung,hariansatelit.com
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyampaikan bahwa meskipun Provinsi Lampung masih kekurangan tenaga Penyuluh pertanian namun Produksi Pertanian Provinsi Lampung dapat berkembang dengan sangat baik dan bahkan menjadi lokomotif pertanian Indonesia.
Hal itu disampaikan saat mendampingi Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman melakukan pertemuan pembinaan dengan para penyuluh pertanian, petani dan babinsa wilayah Lampung dalam rangka dukungan peningkatan produksi padi dan jagung nasional di lapangan Korpri Kantor Gubernur Lampung, Rabu (20/12/2023).
Pada kesempatan tersebut Gubernur memaparkan bahwa Provinsi Lampung saat ini mempunyai penyuluh pertanian sebanyak 1.375 orang yang terdiri dari 694 orang penyuluh PNS, 586 orang penyuluh P3K dan 44 orang penyuluh THL-TB, serta 51 orang penyuluh Pertanian Provinsi.
Secara umum menurut Gubernur, kondisi penyuluh di Provinsi Lampung sangat kurang, terutama secara kuantitas terus berkurang karena pensiun rata – rata lebih dari 55 orang tiap tahunnya, sementara pengangkatan penyuluh baru sangat terbatas.
“Bila kita kaitkan dengan jumlah desa di Provinsi Lampung sebanyak 2.632 desa maka Provinsi Lampung masih kekurangan penyuluh pertanian sebanyak 1.308 orang,” ucap Gubernur.
Namun demikian, Gubernur juga memaparkan bahwa pada Tahun 2022 Provinsi Lampung berdasarkan SISCrop adalah penghasil padi 3.200.072 ton meningkat 8,16 persen dibandingkan tahun 2021 (sebagai nomor 2 di Sumatera dan nomor 6 di Indonesia).
Berdasarkan data BPS tahun 2023 pada tahun 2022 Provinsi Lampung Juga sebagai penghasil jagung nomor 3 di Indonesia, Ubikayu nomor 1 di Indonesia, pisang nomor 3 di Indonesia, nanas nomor 1 di Indonesia, kopi nomor 2 di Indonesia, kakao nomor 5 di Indonesia dan tebu (gula) nomor 2 di Indonesia. Selain itu Lampung penghasil ternak dengan populasi sapi potong nomor 2 di Sumatera dan kambing nomor 3 di Sumatera.
Hal tersebut menurut Gubernur tidak terlepas dari terobosan berupa Program Kartu Petani Berjaya (KPB). Program ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah pertanian secara terstruktur, sistematis, dan terintegrasi dengan memanfaatkan teknologi informasi.
“KPB adalah bagian dari Internet of Things (IoT) dalam rangka memperlancar, mengefisiensikan dan meminimalisir biaya transaksi dalam penyediaan input produksi, pemasaran dan distribusi hasil pertanian,” terangnya.
Oleh karena itu Gubernur berharap agar penyuluh pertanian dapat mendorong petani, kelompok tani dan gapoktan petani ikut serta dan tergabung dalam Kartu Petani Berjaya, supaya sistem usahataninya efisien, produktivitas tinggi dan ada jaminan pasar.
Sementara itu Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa saat ini Presiden telah menyetujui untuk penambahan kuota pupuk subsidi untuk seluruh Indonesia, sehingga dapat mengatasi permasalahan kurangnya pupuk bersubsidi.
“Jadi seluruh petani Indonesia, seluruh PPL Indonesia, seluruh distributor pupuk Indonesia, patut bersyukur karena Bapak Presiden sudah menyampaikan akan manambah kuota pupuk,” ucap Mentan.
Mentan juga mengapresiasi upaya Gubernur Arinal dalam melakukan pilot project budidaya kedelai diatas lahan seluas 1000 hektar.
“Kita sangat mengapresiasi usaha Pak Gubernur membuat pilot project untuk kedelai, beliau nasionalismenya muncul, jangan sampai kita impor kedelai, Gubernur akan buka 1000 hektar untuk percontohan, kalau ini berhasil akan kita kembangkan ke seluruh Indonesia, kita akan siapkan bantuan, pupuk, benih, alat mesin pertanian dan lain sebagainya,” ujar Mentan.
Pada kegiatan tersebut Mentan menyerahkan bantuan untuk Pemerintah Provinsi Lampung berupa 1.240 unit Alsintan Pra Panen senilai Rp.32.301.617.000 yang diterima oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto.
Mentan juga menyerahkan bantuan secara langsung kepada Gubernur Lampung untuk Provinsi Lampung dengan total bantuan senilai Rp.181,5 milyar, dengan rincian padi inbrida untuk lahan seluas 142.482 ha senilai Rp.82 milyar, Jagung Hibrida untuk lahan seluas 55.439 ha senilai Rp.54,5 milyar, dan Alsintan pasca panen 119 unit senilai Rp.45 milyar. (Herwan)