Lampung Masuk Kategori Stunting Terendah di Indonesia
Bandar Lampung,hariansatelit.com
Asisten Administrasi Umum Senen Mustakim, mengikuti kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pendataan potensi replikasi inovasi pelayanan publik di lingkungan instansi pemerintah, melalui virtual meeting di ruang Video Conference Lt.I Diskominfotik Provinsi Lampung, Jumat (17/11/2023).
Focus Group Discussion (FGD) Pendataan Potensi Replikasi Inovasi Pelayanan Publik di Lingkungan Instansi Pemerintah diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).
Pemerintah Provinsi Lampung melalui Kepala Bidang Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Yulianto memaparkan bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah saat ini sedang mengembangkan inovasi SIGER KUNING (Sistem Informasi Google Earth Pro Untuk Konvergensi Stunting). Siger Kuning merupakan program inovasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah dalam upaya percepatan penurunan angka stunting.
Siger Kuning dilaksanakan mulai Februari Tahun 2021, meliputi seluruh wilayah kerja Puskesmas di Kabupaten Lampung Tengah. Tujuan dilaksanakannya Siger Kuning yakni menentukan titik koordinat anak teridentifikasi stunting (sesuai nama dan alamat) serta mengidentifikasi determinan faktor penyebab stunting meliputi ekonomi, lingkungan dan pola asuh.
Berdasarkan data yang diperoleh, faktor determinan yaitu data kemiskinan pada balita yang diidentifikasi stunting kemudian ditindaklanjuti melalui GERMAS PAS (Gerakan Masyarakat Peduli Anak Stunting).
Tujuan inovasi ini ialah untuk membangun kerjasama, kemitraan, kepedulian dan kebersamaan seluruh elemen masyarakat yang berkeinginan dan mampu secara ekonomi untuk membantu peningkatan gizi anak stunting.
Target pemberian bantuan makanan oleh Masyarakat Peduli Anak Stunting berdasarkan aplikasi data EPPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) pada bulan Februari 2023 yaitu balita stunting sejumlah 3.720 orang.
Sasaran pemberian bantuan makanan oleh Masyarakat Peduli Anak Stanting adalah anak-anak yang telah teridentifikasi sebagai penderita stunting, yang diprioritaskan bagi keluarga yang tidak mampu.
Dalam kegiatan Germas Pas juga diberikan Raport guna memantau progress perkembangan anak yang diasuh selama 6 bulan.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Bappeda Evie Fatmawaty juga memberikan penjelasan terkait inovasi penurunan stunting di Provinsi Lampung.
Pemerintah Provinsi Lampung berkomitmen dan sangat konsen terhadap penanganan stunting, sesuai dengan visi Provinsi Lampung “Rakyat Lampung Berjaya” yang tertuang dalam misi ketiga, yaitu meningkatkan SDM dan perlindungan anak.
Pada tahun 2019 angka stunting di Provinsi Lampung masih tinggi, yaitu sebesar 26,26%, namun di tahun 2022 Lampung bisa memperbaiki menjadi 15,2%, sehingga Provinsi Lampung masuk kedalam kategori tiga besar Provinsi di Indonesia dengan prevalensi stunting terendah secara nasional, dan memperoleh penghargaan dari pemerintah pusat melalui Wakil Presiden RI serta mendapat alokasi insentif fiskal kinerja tahun berjalan untuk kategori percepatan penurunan stunting.
“Dan ini akan kami lakukan terus keterpaduan dengan pemerintah Kabupaten/Kota sampai ke desa-desa, karena memang ada program Gubernur Lampung yaitu pembangunan berasal dari desa, bahkan kami mempunyai “Warung Sehat” semua anak-anak yang sakit bisa terpantau dalam Smart Village tersebut, sehingga secara langsung akan berkolaborasi satu data dalam SPBE di Provinsi Lampung,” ujar Evie.
Dalam kesempatan tersebut, Perwakilan Kemenpan RB, Saldi, memberikan tanggapan atas pemaparan dari Pemerintah Provinsi Lampung.
“Inovasi yang dilakukan Pemerintah Provinsi Lampung terkait penurunan angka stunting sangat baik, karena setiap Provinsi punya strategi nya masing-masing dengan mengangkat kearifan lokal,” ujar Saldi.
Ada juga referensi Provinsi lain terkait stunting, hal tersebut bisa di replikasikan ke dalam inovasi yang diusung Provinsi Lampung. (Herwan)