Rabu, Juli 30, 2025
Metro

Wahdi: Lahan Pertanian Metro Hanya 432 Hektare

Metro, hariansatelit.com

Walikota Metro dr. H. Wahdi Siradjuddin, Sp.OG, menyampaikan bahwa lahan pertanian Kota Metro sangat berkurang.

“Sebagai catatan di tahun 2014 sebanyak 432 hektare dan ini menjadi catatan. Metro inikan sebenarnya enggak luas hanya 74 meter persegi atau 7400 hektare dan lahan pertanian. Kalau dulu catatannya 2.948 itu untuk ketahanan pangan. Itu penting bapak Presiden Republik Indonesia menegaskan bahwa ketahanan bangsa yang besar dia mempunyai ketahanan pangan, yang lainnya adalah pemberdayaan masyarakat, ” kata dia pada saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) kali ini oleh Kelurahan Yosomulyo, Rabu (05/02/2025).

Dia menimpali, bahwa terakhir adalah efisiensi dan efektivitas dalam pembangunan, jadi kalau ada anggaran kita paling tinggi saat ini satu triliun lebih lima puluh miliar. “Mulai di 2021, 2022 saya kira ini menjadi perhatian kita semua, dengan mendukung bersama pembangunan di 2025 ini dan selanjutnya kita menginginkan Metro menjadi Kota yang baik,” pungkasnya.

Didalam laporannya Lurah Yosomulyo Eko Triono juga mengatakan bahwa dari jauhnya angka PBB Kelurahan Yosomulyo dirinya akan melakukan pendekatan ke pamong setempat guna memberikan pemahaman agar taat membayar pajak.

“Untuk prioritas pembangunan di 2026 salah satunya penambahan lahan TPU ditanah Pemerintah kemudian jalan tani di RW 14 selanjutnya ada pembangunan drainase di jalan cempaka 1 sampai 12 termasuk di jalan rekontruksi jalan pingled,” ujarnya.

la menuturkan, hal-hal yang menjadi kendala PBB Kelurahan Yosomulyo, adanya NOP ganda yang akan diverifikasi oleh Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD).

“Kemudian yang kedua adanya wajib pajak yang setelah ada transaksi jual beli pamong tidak tau kemudian patuknya masih atas nama yang lama, petuknya tidak bisa diserahkan karena pemiliknya tidak tau dari pihak kolektor dan RT dalam hal ini,” tuturnya.

Eko menyampaikan, di Yosomulyo terdapat area persawahan yang wajib pajaknya merasa keberatan dengan nominalnya. “Sehingganya kami melakukan koordinasi dengan pamong untuk mensosialisasikan kepada wajib pajak,” ucapnya.

Dirinya menjelaskan bahwa Yosomulyo kekurangan lahan pertanian yang disebabkan oleh semakin banyaknya penambahan lahan permukiman. “Alih fungsi dari lahan pertanian menjadi permukiman, dalam hal ini kalau di 2023 sebelumnya 113,7 sekarang yang diverifikasi sama pihak DKP3 103,0 tapi untuk luasan diverifikasi itu dari DKP3,” katanya.

Sementara itu guna menyikapi kurangnya lahan pertanian Lurah Yosomulyo akan melakukan sosialisasi terhadap petani untuk mempertahankan pertaniannya. “Ada perumahan PNS, perumahan griya pesona alam 1 dan 2, ada perumahan yang dibangun secara personal,” lanjutnya. (ADV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *