Jumat, Oktober 18, 2024
Bandar Lampung

Study Tour Kepala Sekolah SD di Bandar Lampung Diduga jadi Ajang Korupsi

Bandar Lampung, hariansatelit.com

Kegiatan wisata para Kepsek SD yang dikelola oleh Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kota Bandar Lampung diduga jadi ajang korupsi.

Seratusan lebih Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Bandar Lampung dimintai uang sebesar Rp 4 juta perorang.

Melalui sumber data yang diperoleh terdapat sekitar 177 Sekolah Dasar (SD) di Kota Bandar Lampung, Jum’at (9/8/3/24).

Beberapa nara sumber terpercaya yang meminta dijaga kerahasiaan namanya menyebutkan uang tersebut bakal digunakan untuk biaya study tour ke Bali. Pungutan itu bersifat wajib.

Pungutan itu diminta oleh Ketua K3S SD Kota Bandar Lampung Kusrina.

“Dalam 1 orang diminta Rp 4.850.000,” kata sumber yang enggan menyebut identitas tersebut.

Sumber ini mengatakan, jika dikalikan 177 Kepala Sekolah, maka total uang tersebut sebesar Rp 858,450 juta.

Sayangnya, sejak dijadwalkan berangkat pada Maret 2024, agenda itu tak kunjung terlaksana hingga kini.

Hal tersebut menimbulkan kegaduhan serta mencuatnya di kalangan Kepala Sekolah tentang kejelasan kegiatan yang telah lama direncanakan tersebut.

“Belum ada kejelasan sampai sekarang, kapan berangkatnya,” kata nara sumber ini.

Sumber ini melanjutkan, kabar terbaru justru rute tersebut terindikasi akan dialihkan ke Palembang.

“Itu Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung malah yang ngomong. Kita ini mau jalan-jalan ke Palembang harus nabung dari sekarang,” kata dia seraya menirukan ucapan Kadisdikbud.

Menurut dia, pemindahan rute dari Bali ke Palembang dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung Eka Afriana dalam rapat bersama Kepala Sekolah baru-baru ini.

Sumber lain juga menyampaikan keberatannya terkait pungutan biaya study tour tersebut.

Menurut sumber ini, uang sebesar Rp 4 juta an sudah terbilang besar. Lantaran merupakan uang pribadi.

Sebab, sebagai orang tua dirinya diharuskan memenuhi biaya kehidupan keluarganya.

Seperti makan, biaya sekolah anak, jajan anak, kebutuhan suami atau istri, keperluan bensin dan lainnya,” ungkapnya dengan kecewa.

“Bagi saya uang segitu sudah besar, sementara pengeluaran untuk keluarga di rumah harus setiap hari dipenuhi,” ujarnya.

Masih menurut sumber, kegiatan tersebut dinilai tidak memiliki kepentingan yang benar-benar bermanfaat.

“Urgensinya apa gitu lo,” paparnya.

Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Ketua K3S yang juga Kepsek SDN 2 Rawa Laut Kusrina membenarkan adanya penarikan iuran tersebut.

“Benar ada tarikan, tapi besarannya tidak segitu,” kata Ketua K3S.

Meski begitu, Kusrina mengatakan bahwa kegiatan itu sama sekali tidak bersifat wajib.

“Gak wajib, hanya yang berkenan saja,” katanya.

Itupun, dilanjutkannya, tidak seluruhnya kepala sekolah SD di Bandar Lampung turut dalam kegiatan tersebut.

Namun, Kusrina mengaku tak mengetahuinya dengan pasti saat diminta menyebutkan jumlah kepala sekolah yang ikut.

“Saya mesti lihat data dulu,” dalihnya.

Kusrina menjelaskan bahwa pihaknya juga telah mengembalikan uang iuran kepada beberapa Kepala Sekolah yang kebetulan telah pensiun.

Ditanya apakah diperbolehkan bagi Kepala Sekolah membatalkan turut serta dalam kegiatan itu, Kusrina menjawab mempersilahkan.

“Untuk yang memang merasa keberatan ya tidak dipaksakan, silahkan cabut kembali,” ujarnya seranya menjelaskan akan mengembalikan uang bagi yang membatalkan.

Kusrina melanjutkan bahwa terdapat beberapa alasan terkait kemunduran jadwal kegiatan tersebut

Salah seorang wali murid Murtado hariansatelit.com mewancarai bahwa sebaiknya rencana itu dibatalkan saja, karena menganggu kegiatan belajar mengajar (KBM). Sebaiknya tidak dibebani Kepala Sekolah. Bagusnya Walikota Bandar Lampung ikut juga dalam hal ini. Study Banding Pendidikan Sekalian di Pulau Jawa karena cara pengajarannya lebih baik disana sekalian liburan.Untuk biaya memakai anggaran APBD Kotamadya Bandar Lampung. Jangan sampai dibebani Kepala Sekolah untuk biaya.

Setiap SD di Kotamadya Bandar Lampung mengirim 3 utusan. Kepala Sekolah beserta 2 mendampinginya ngak bisa sekaligus di berangkatkan, harus 2 tahap.
Contojnya pada Agustus ini berangkat berangkat tahap ke dua Bulan November berangkatnya. Demi Keamanan lalu lintas yang sangat padat di Pulau Jawa perlu dipikirkan secara matang dan mendalam dampak begatip dan positip yang harus direnungkan bagi masyarakat luas ” ujar Murtado. (Herwan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *