Senin, September 16, 2024
Metro

Rayakan HUT ke-87, Pemkot Metro Gelar Manjau Anak Benulung Besunat

Metro, hariansatelit.com

Dalam rangka memeriahkan hari jadi Kota Metro ke-87 tahun 2024, pemerintah Kota Metro menggelar kegiatan Manjau Anak Benulung Besunat. Kegiatan tersebut dibuka Walikota Metro, Wahdi Sirajuddin di Rumah Dinas Walikota Metro setempat, Sabtu (08/06/2024).

Wahdi menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Penyeimbang Abung Siwo Migo dan Saibatin, atas partisipasinya dalam melestarikan adat budaya Lampung dalam acara selamatan Mandi Tukuk/Besunat pada Festival Putri Nuban di Bumi Sai Wawai.

“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk perlindungan dan pelestarian budaya, sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap leluhur,” ucapnya.

Rajo Mengkubumei Siwawai ke-3, gelar adat Walikota Metro menilai, Manjau Benulung Besunat ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Metro, dalam upaya memelihara kebudayaan. Dimana unsur yang menjadi Fokus utama objek pemajuan kebudayaan yaitu adat istiadat.

Ia menambahkan, masyarakat di Kota Metro hidup dengan akulturasi budaya yang sangat beragam di kalangan keluarga. Seperti yang dialami oleh keluarganya.

“Seperta saya, yaitu ayah saya berakulturasi budaya juga. Karena berbeda juga, beda suku. Kemudian ibu dengan ayah saya pun berbeda, jadi lahirlah saya akulturasi itu. Maka kita sekarang ini hidup di Kota Metro ada budaya yang harus kita pertahankan, nilai-nilai itu saya kira,” tambahnya.

Sementara itu, Majelis Penyeimbang Adat Lampung (MPAL) Kota Metro, Hadri Abunawar menjelaskan, acara Manjau Benulung Besunat ialah rangkaian kegiatan tradisi budaya pada Festival Putri Nuban ke-87, Hari Jadi Kota Metro.

Menurutnya, acara Manjau Benulung Besunat merupakan tradisi budaya, bukan adat budaya. “Jadi kadang-kadang orang suka menyebut, istilah adat. Adat itu sebenarnya berbeda dengan budaya, tapi budaya itu bagian dari adat,” terangnya.

Dia berharap, dengan adanya akulturasi budaya-budaya dari masing-masing adat di Kota Metro, disatukan, tanpa menghilangi budaya lama.

“Kita ini orang Lampung, jadi gak ada lagi orang Jawa, orang Cina. Siapa yang sudah menjadi warga Kota Metro ini adalah, orang Lampung,” pungkasnya. (Hendi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *