Dinakeswan Lampung Distribusikan1 11.200 Dosis Vaksin LSD Ke Pemkab Lampung Selatan
Lampung Selatan,hariansatelit.com
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung (Ir. Lili Mawarti, M.Si) menyerahkan langsung bantuan tersebut ke Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lampung Selatan (Ir. Rini Ariasi, MM) untuk di pergunakan untuk pengandalian LSD di Kabupaten Lamspung Selatan
Bantuan tersebut merupakan tindaklanjut dari permintaan Kabupaten Lampung Selatan dan Pemerintah Provinsi Lampung melalui Surat dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung nomor :524/776.a/V.23/D.1/2023 tanggal 16 Mei 2023 perihal Permohonan Bantuan obat-obatan dan sarana pengendalian Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). Bantuan obat-obatan yang didistribusikan tersebut berupa : Desinfektan sebanyak 720 kotak (1 kotak 100 butir, 1 butir untuk 1 tengki), Vitamin B-Komplek 672 botol, Anti Histamin (radang) 288 botol,
Analgetik-Antipiretik 144 botol dan antibiotik 300 botol. Untuk kabupaten/kota yang lain masih menunggu proses pengiriman dari Kementerian Pertanian RI dan Pengadaan obat-obatan untuk Pengendalian Penyakit dari Pemerintah Provinsi Lampung, Selasa (4/7/2023).
Kegiatan Vaksinasi LSD di Provinsi Lampung juga terus berjalan dan saat ini selain vaksinasi mandiri oleh peternak atau perusahaan, Pemerintah Provinsi Lampung juga telah mendapatkan bantuan Vaksin dari Kementerian Pertanian RI sebanyak 111.200 dosis, (4 tahap : tahap I 200 dosis,
tahap 2 : 1.000 dosis,
Tahap 3 : 10.000 dosis
tahap 4 : 100.000 dosis) untuk tahap 4 baru di terima pada tanggal 9 Juni 2023 dan mulai di distribusikan 12 Juni 2023 dan sampai dengan 04 Juli 2023 sudah terdistribusi sebanyak 79.480 dosis, selebihnya masih tersimpan di cool room Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung. Proses Vaksinasi belum maksimal di karena dalam 2 minggu terakhir, petugas melakukan pengawasan dan pemeriksaan hewan kurban dan akan mulai melakukan vaksinasi dan pelaporan pada tanggal 3 Juli 2023 ini.
Peyakit Lumpy Skin Disease (LSD) Atau Kulit Berbenjol Pada Sapi adalah penyakit yang di sebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus dari genus Capripoxvirus yang menyerang sapi dan kerbau. Penyakit ini menular melalui kontak langsung dengan alat, hewan/vektor, bahkan manusia bila telah terjangkit atau tercemar virus LSD. Dominannya adalah melalui perantara vektor dari kelas Artropoda seperti lalat, caplak dan nyamuk. Virus LSD juga dapat diturunkan melalui kandungan dan air susu. Sehingga indukan yang terinfeksi LSD dapat melahirkan anakan dengan gejala LSD, dan menularkan LSD melalui air susunya. Prevalensi atau tingkat kejadian penyakit LSD adalah 5-45% dengan tingkat kematian < 10%. Gejala penyakit LSD berupa nodule berisi cairan di kulit (leher, paha, dan perut), saluran pernafasan, saluran pencernaan, demam tinggi, pembengkakan kelenjar limfe, dan penurunan produksi susu. Upaya pencegahan dan pengendalian antara lain dengan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) mengenai LSD pada masyarakat, melakukan pembatasan lalu lintas ternak terutama dari wilayah tertular, melakukan potong paksa guna menghilangkan sumber penyakit, peningkatan imunitas ternak dengan suportif therapi berupa pemberian multi vitamin serta pencegahan infeksi sekunder dengan pemberian antibiotik, peningkatan biosecurity ternak dan lingkungan peternakan, hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah program vaksinasi untuk pengebalan hewan ternak terhadap Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung mendistribusikan obat-obatan untuk pengedalian penularan penyakit LSD bantuan dari Kementerian Pertanian RI ke Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan.
Sementara iu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Lampung (Ir. Lili Mawarti, M.Si) menyerahkan langsung bantuan tersebut ke Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lampung Selatan (Ir. Rini Ariasi, MM) untuk di pergunakan untuk pengandalian LSD di Kab. Lamspung Selatan
Bantuan tersebut merupakan tindaklanjut dari permintaan Kabupaten Lampung Selatan dan Pemerintah Provinsi Lampung melalui Surat dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung nomor :524/776.a/V.23/D.1/2023 tanggal 16 Mei 2023 perihal Permohonan Bantuan obat-obatan dan sarana pengendalian Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). Bantuan obat-obatan yang didistribusikan tersebut berupa : Desinfektan sebanyak 720 kotak (1 kotak 100 butir, 1 butir untuk 1 tengki), Vitamin B-Komplek 672 botol, Anti Histamin (radang) 288 botol,
Analgetik-Antipiretik 144 botol dan antibiotik 300 botol. Untuk kabupaten/kota yang lain masih menunggu proses pengiriman dari Kementerian Pertanian RI dan Pengadaan obat-obatan untuk Pengendalian Penyakit dari Pemerintah Provinsi Lampung.Selasa (4/7/2023)
Kegiatan Vaksinasi LSD di Provinsi Lampung juga terus berjalan dan saat ini selain vaksinasi mandiri oleh peternak atau perusahaan, Pemerintah Provinsi Lampung juga telah mendapatkan bantuan Vaksin dari Kementerian Pertanian RI sebanyak 111.200 dosis, (4 tahap : tahap I 200 dosis,
tahap 2 : 1.000 dosis,
Tahap 3 : 10.000 dosis
tahap 4 : 100.000 dosis) untuk tahap 4 baru di terima pada tanggal 9 Juni 2023 dan mulai di distribusikan 12 Juni 2023 dan sampai dengan 04 Juli 2023 sudah terdistribusi sebanyak 79.480 dosis, selebihnya masih tersimpan di cool room Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung. Proses Vaksinasi belum maksimal di karena dalam 2 minggu terakhir, petugas melakukan pengawasan dan pemeriksaan hewan kurban dan akan mulai melakukan vaksinasi dan pelaporan pada tanggal 3 Juli 2023 ini.
Peyakit Lumpy Skin Disease (LSD) Atau Kulit Berbenjol Pada Sapi adalah penyakit yang di sebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus dari genus Capripoxvirus yang menyerang sapi dan kerbau. Penyakit ini menular melalui kontak langsung dengan alat, hewan/vektor, bahkan manusia bila telah terjangkit atau tercemar virus LSD.
Dominannya adalah melalui perantara vektor dari kelas Artropoda seperti lalat, caplak dan nyamuk. Virus LSD juga dapat diturunkan melalui kandungan dan air susu. Sehingga indukan yang terinfeksi LSD dapat melahirkan anakan dengan gejala LSD, dan menularkan LSD melalui air susunya. Prevalensi atau tingkat kejadian penyakit LSD adalah 5-45% dengan tingkat kematian < 10%. Gejala penyakit LSD berupa nodule berisi cairan di kulit (leher, paha, dan perut), saluran pernafasan, saluran pencernaan, demam tinggi, pembengkakan kelenjar limfe, dan penurunan produksi susu.
Upaya pencegahan dan pengendalian antara lain dengan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) mengenai LSD pada masyarakat, melakukan pembatasan lalu lintas ternak terutama dari wilayah tertular, melakukan potong paksa guna menghilangkan sumber penyakit, peningkatan imunitas ternak dengan suportif therapi berupa pemberian multi vitamin serta pencegahan infeksi sekunder dengan pemberian antibiotik, peningkatan biosecurity ternak dan lingkungan peternakan, hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah program vaksinasi untuk pengebalan hewan ternak terhadap serangan virus LSD.(…./her) virus LSD. (Siahaan/her)