Ketua PGRI Jati Agung Ajak Guru Perkuat Peradaban Pendidikan
Jati Agung, hariansatelit.com
Guru memiliki peran strategis sebagai agen pembelajaran dan peradaban yang membentuk karakter, nalar kritis, serta akhlak mulia generasi muda. Hal itu disampaikan Ketua PGRI Jati Agung Marsudi, S.Pd., M.Pd di ruang kerjanya, Kamis (27/11/2025).
Marsudi mengapresiasi dedikasi para guru sebagai garda terdepan peningkatan kualitas pendidikan daerah. Melalui amanat Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Abdul Mu’ti, pemerintah menegaskan komitmen dalam meningkatkan kompetensi, kualifikasi, dan kesejahteraan guru.
Berbagai program dirancang untuk memperkuat kapasitas pendidik, termasuk perluasan beasiswa peningkatan kualifikasi akademik, pelatihan kompetensi profesional, dan kebijakan pengurangan beban administratif agar guru dapat lebih fokus pada proses pembelajaran.
“Para guru telah menjaga marwah pendidikan dan menjadi teladan bagi generasi penerus. PGRI Jati Agung berkomitmen memperkuat dukungan bagi pendidik agar kualitas layanan pendidikan semakin meningkat,” ujar Marsudi.
//
Marsudi menyampaikan bahwa keberadaan guru bukan hanya sekadar tenaga pengajar, melainkan pembentuk karakter dan penentu masa depan daerah. Menurutnya, tantangan pendidikan digital menuntut guru untuk terus berinovasi agar proses pembelajaran semakin relevan, menyenangkan, dan membentuk karakter berkualitas.
“Guru hebat bukan hanya mengajar, tetapi membentuk karakter dan masa depan bangsa. Di era digital, inovasi guru harus terus berkembang agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan relevan,” tegas Marsudi.
Sebagai bentuk konkret dukungan pemerintah terhadap pendidikan, Marsudi juga menegaskan komitmennya merealisasikan program bantuan seragam gratis bagi siswa TK, SD, dan SMP yang berasal dari keluarga kurang mampu. Program tersebut menjadi langkah strategis untuk meningkatkan akses pendidikan serta mencegah siswa putus sekolah karena keterbatasan ekonomi.
Ia menyebut banyak laporan yang diterimanya terkait siswa yang enggan berangkat ke sekolah karena tidak memiliki seragam layak. “Ada siswa yang tidak mau sekolah hanya karena tidak mempunyai seragam. Ini harus kita perjuangkan,” kata Marsudi.
Pada kesempatan yang sama, Marsudi juga meminta seluruh guru lebih jeli dan peka terhadap kondisi belajar murid, terutama yang masih kesulitan membaca, menulis, dan berhitung. Ia menekankan bahwa kepekaan guru dalam pendampingan sejak dini sangat menentukan keberhasilan pendidikan anak. (Mar)
