Rabu, November 19, 2025
Lampung Selatan

Lamsel Revitalisasi Area Bekas Rob jadi Lahan Pertanian

Lampung Selatan, hariansatelit.com

Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), Provinsi Lampung melakukan revitalisasi area bekas rob menjadi lahan pertanian atau persawahan sebagai upaya mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan.

Bupati Lampung Selatan Radityo Egi Pratama di Kalianda, Kamis (6/11/2025), mengatakan panen raya padi ini merupakan hasil varietas benih padi yang tahan terhadap kadar garam tinggi, menjadikannya solusi inovatif bagi lahan-lahan pesisir yang sebelumnya tidak produktif akibat intrusi air laut.

“Dengan keberhasilan panen perdana biosalin ini, Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan optimistis inovasi pertanian pesisir akan terus berkembang dan memberi dampak ekonomi nyata bagi masyarakat sekitar,” kata dia.

Oleh karena itu, dirinya mengapresiasi inisiatif para petani di Kecamatan Sragi yang berhasil mengubah lahan bekas tambak tidak produktif selama hampir lima tahun menjadi areal persawahan produktif.

“Hasilnya, padi varietas biosalin atau padi tahan air payau yang ditanam mampu menghasilkan produktivitas hingga 6 ton per hektare,” katanya.

Menurut dia, keberhasilan petani Sragi merupakan contoh nyata inovasi dari masyarakat yang lahir tanpa menunggu kebijakan pemerintah. Maka dari itu, dia menegaskan bahwa upaya ini sejalan dengan komitmen daerah dalam memperkuat ketahanan pangan berbasis potensi lokal.

“Ini panen perdana dari lahan yang lama tak produktif. Berkat semangat Kang Jalu dan para petani, biosalin bisa tumbuh subur dengan hasil bagus. Ini contoh nyata bagaimana masyarakat bisa berinovasi dari bawah,” ucapnya.

Ia berharap, panen perdana ini menjadi langkah awal pengembangan model pertanian biosalin di wilayah pesisir Lampung Selatan. Ia juga mendorong agar lahan pertanian dapat diperluas dari dua hektare saat ini menjadi lebih luas ke depan.

“Wilayah kita 70 persen adalah lahan pertanian dan pesisir. Inovasi seperti ini sangat relevan dan perlu kesinambungan,” ujarnya. Ia langsung menginstruksikan penyusunan rencana induk dan tahapan pengembangan biosalin secara berkelanjutan.

“Siapkan perencanaannya. Ekskavator dan bibit akan kami bantu. Pemerintah siap menjadikan ini pilot project pertanian pesisir,” ucap dia. Penggagas padi biosalin, Jalu, menyampaikan bahwa pengembangan biosalin dilakukan di dua lokasi, yakni Ketapang dan Bandar Agung.

Ia menjelaskan meski uji coba di Kecamatan Ketapang gagal panen karena banjir, hasil di Bandar Agung dinilai berhasil. Ia berharap, dukungan pemerintah daerah untuk memperluas areal tanam. “Kami butuh alat berat seperti ekskavator agar lahan bisa ditata lebih baik. Ini program yang penting bagi ketahanan pangan daerah,” ujar dia. (Siahaan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *