Selasa, Desember 3, 2024
Hukum dan KriminalPemerintahanTulang Bawang

Plt Kepala Kantor Cabang Pos Diduga Kerjasama Tilep Dana PKH Lansia

TULANGBAWANG, Hariansatelit.com- Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Cabang Pos (KCP) Rajawali, Kampung Bogatama, Kecamatan Penawartama, Kabupaten Tulangbawang, Imam Solihin, disinyalir telan dana PKH Lansia.

Pasalnya, uang PKH Lansia tersebut rencananya akan dikembalikan ke Kas Negara. Lantaran Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Lansia telah almarhum. Namun tetap dicairkan dan diambil oleh mantan aparatur Kampung Batanghari, GD, mulai dari tahun 2023 hingga 2024 dan telah dikembalikan GD diterima langsung Imam Solihin pada bulan Mei bulan kemarin.

“Waduh bukti transfer ngak ada dan fhoto uang itu saat pengiriman sudah saya hapus karena memori hp saya penuh Mas. Uang itu sudah saya dikirim ke pos Kotabumi ke Manager Jasa Keuangan (Jaskug) Bowo,” kata Imam Solihin saat ditemui di kantor pos KCP Rajawali, Selasa (04/06/2024).

Ia menuturkan terkait pengembalian uang tersebut memang standar operasional prosedur (SOP) nya tidak bisa di transfer dan tidak ada nomor rekening tertentu yang ditetapkan oleh pusat.

“Kalau kita kirim dari sini ke Kotabumi pakai uang tunai gitu Mas. Kita ikat di karung dikirim ke Kotabumi. Kotabumi yang proses kirim ke pusat,” dalih dia.

Disinyalir ada kerja sama dengan mantan aparatur Kampung Batanghari

Disinggung mengenai mekanisme pencarian PKH Lansia bisa dicairkan tanpa surat kuasa dan melalui ahli waris, ia pun mengakui bahwa hal tersebut telah melanggar mekanisme serta SOP.

“Iyaa sebenarnya ngak bisa Mas. Namun saat itu menurut pengakuan dari PSM penerima (nenek-red) terbaring sakit. Saya tidak tahu kalau penerima sudah meninggal,” tandas dia.

Berita sebelumnya:
Oknum Mantan Aparatur Kampung Batanghari Diduga Tilep Dana Lansia yang Sudah Meninggal

TULANGBAWANG – Dugaan kuat oknum mantan aparatur Kampung Batanghari, Kecamatan Rawapitu, Provinsi Lampung, inisial GW cairkan dana bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) Lanjut usia (Lansia) yang sudah meninggal dunia.

Pasalnya, menurut keterangan AC anak kandung Lansia IT (Alm), IT sudah meninggal dunia dari tahun 2023. AC mengatakan di tahun 2023 hingga 2024 bantuan PKH masih dicairkan oleh salah satu oknum aparat kampung setempat tanpa sepengetahuan pihak keluarga.

“Saya tidak tau kalau bantuan PKH Lansia ibu masih dicairkan, karena tidak ada pemberitahuan sama sekali.
Saya dan istri baru tau bulan Mei 2024 kemarin, pengurus datang mau menyerahkan bantuan tersebut, tapi saya dan istri tidak mau menerimanya, karena itu bukan hak kami,” kata AC anak kandung IT (Alm) saat disambangi di kediamannya, Minggu (01/06/2024).

AC menyebut waktu 40 hari setelah kepergian ibunya (IT-red) GW meminta semua dokumen milik ibunya (IT-red) mulai dari kartu PKH, KTP dan KK.

“Pikirkan saya dia mau urus surat kematian ibu saya dan tidak ada gunanya lagi dokumen seperti KTP, KK Kartu PKH walaupun sama saya. Lantaran ibu telah meninggal,” terang dia.

Terpisah, GW oknum mantap aparatur kampung setempat mengakui terkait pencairan dana PKH Lansia itu dirinya telah izin terhadap AC (anak kandung IT Alm-red) sebelum mencairkan dana tersebut.

“Saya sudah izin ke AC. Saya bilang ke AC kalau boleh dana itu sebagian akan saya jariyah kan dan AC mengiyakan sebelum saya berangkat ke kantor Pos,” elak GW.

GW menuturkan dirinya telah mencairkan dana PKH Lansia sebanyak 5 bulan dengan rinciannya tahun 2023 telah dicairkan tahap 2, 3 dan 4 berjumlah Rp.3.600.000,_ (tiga juta enam ratus ribu rupiah).

Sedangkan di tahun 2024 juga telah ia cairkan di tahap 1 dan 2 berjumlah Rp.2.400.000,_ (dua juta empat ratus ribu rupiah).

“Dana itu semuanya sudah saya kembalikan melalui ke kantor Pos dan diterima oleh pihak kantor pos bukti penerimaannya ada semua,” kata GW sembari menunjukan kwitansi pengembalian.

Ditanya terkait mekanisme pencarian dana PKH Lansia di kantor Pos kok bisa cair. Secara GW tidak lagi menjabat aparatur kampung dan bahkan bukan ahli waris dari IT (Alm).

“Orang kantor pos tahunya saya masih aparatur dan biasanya setiap pencairan dana itu saya yang mengawal atau utusan dari kampung. Jadi mereka pihak pos ngak ada kecurigaan,” ujar dia.

Sampai berita ini dipublish Kepala Kampung Batanghari, MN, belum bisa dikonfirmasi.

(MEDI).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *